Mei 01, 2013

Nikris Riviansyah

Pantura

Angin sepoi kelam berhembus
Bertabur damai
Membius lelap pandanganku 
Ruah riuh debur ombak berlagu
Mungkin inilah instrumen kehidupan

Pasir putih dalam kabut berterbangan
Seakan menuaikan canda saling berkejaran
Sorak riuh dalam teriakan ramai
Inilah alam pantai lombang

Susunan kataku bentuk puisi
Bahasa nyata dalam imaji
Di antara rerumpunan cemara hijau
Kutulis sajakku diam-diam
Khayalku menyatu melukis alam
Rasaku larut terhipnotis pemandangan
Aku bagai menendangkan lagu- lagu indah
bersama alunan kicauan burung
walau suaraku tak seindah suara daut 
yang bisa memberhentikan
desiran angin dan aliran air.


Nyanyian Penghantar Tidurmu

Lelaplah tidurmu malam ini,
Kulantunkan lagu indah temani mimpimu
Lelaplah engkau bersama rembulan
Pejamkan matamu duhai, sayang
Dekaplah namaku sebelum matamu terpejam
Nyalakan bayangmu tentangku
Kenanglah diriku
Aku akan datang bersama taburan cahaya bintang
Hiaskan kasih sayang
Hilangkan sejuta luka melanda,
Tidurlah sayang dalam pelukan...

Aisyah

Diujung puncak kejauhan sana
Kau menari indah dalam bias pandangan semu
Khayalku berkelana jauh
Berliup teduh diantara desiran angin tiap derai hembusan nafasmu

Aisyah...
Diantara keindahan siang dan malam
Aku coba lukis engkau dijung ilalang
Agar angin sepoi belabu lirih hembuskan sejuta dahaga rindu didadamu

Akan ku coba mengukir bintang gemintang ditengah redupnya malam,
Biar gemerlap terang dan ujung ilalang terlihat mencawang rembulan,
Lalu kau hadir diselah sinarnya bersama embun pagi ditengah kemarau panjang,


Di Ujung Penantian Rindu

Menggigil dingin ditengah ombak air yang menari
Melesapi pakaian kusut tabir tubuhku
Antara diamku dan lamunan rindu
Sketsa buram sepintas terlukis mewarnai wajahmu

Diujung penantian rindu, aku mencoba berdialog 
dengan bulan yang tengah bertelanjang
Namun misteri tentangmu masih abu-abu
Akupun berhenti menafsiri
Jejakmu tak mampu aku telusuri
Serenda rindu nada syahdu
Nyanyian lagu di tepian pantai pulau madura
Menggaalun lembut meniringi senja

Duhai putri permata indah
Wajah ayu sang putri raja
Penantian rindu di ujung senja



Nikris Riviansyah, lahir di Kolpo Batang-Batang Sumenep Madura. Mulai menyelam dalam dunia pena sejak SMA di nurul jadid. Karya-karyanya pernah dimuat di Buletin Putih, Jawa Post Group (Radar Madura), dan yang terakhir di buletin pena kampus unitri malang. Sekarang tercatat sebagai mahasiswa jurusan ilmu komunikasi universitas tribhuwana tunggadewi malang.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo