Baru saja Universitas Tribuana
Tunggadewi Malang melaksanakan Orientasi Pendidikan atau yang biasa disebut
dengan Ordik. Sebanyak 455 mahasiswa termasuk 7 mahasiswa di antaranya
mahasiswa lama dengan hikmat mengikuti materi Ordik yang berlangsung di Gedung
Olahraga (GOR) Unitri.
Ordik di Unitri tidak jauh beda
dengan Ordik-Ordik di kampus lain. Pemandangan mahasiswa baru dengan
aksesoris-aksesoris unik dan lucu yang menempel ditubuhnya adalah hal yang
biasa terlihat dalam pelaksanaan Ordik.
Ordik tahun 2011-2012 terlihat
berbeda dengan Ordik tahun sebelumnya. Tahun ini pelakasanaan Ordik lebih lama.
Jika tahun kemarin berlangsung 3 hari, tapi tahun ini berlangsung selama 5
hari. Perbedaan itu juga terlihat jelas dari konsep pakaian. Dalam 5 hari
tersebut peserta diarahkan memakai pakaian putih-hitam di hari pertama dan
kedua, batik dihari ketiga dan keempat dan kaos Ordik dihari yang terakhir.
“Hal tersebut dilakukan karena takut para Maba merasa tidak enak memakai baju
putih selama 5 hari,” kata Abdurahman, ketua panitia pelaksana Ordik di ruang
kepanitiaan dua pekan lalu
Abdurrahman menjelaskan bahwa pada
tahun ini, konsep yang dipakai ingin membuat para peserta merasa aman, nyaman
dan tidak tertekan selama pelaksanaan Ordik. Namun tetap saja sikap keras para Koordinator
Lapangan (Koorlap) dibutuhkan untuk membuat para peserta teratur dalam
pelaksanaannya. “Panitia galak itu bagus, tujuannya untuk uji mental saja. Itu
semua sebenarnya baik karena membangkitkan mental kami bahwa kami siap dan
berani menjalani masa orientasi ini,” ucap Natali salah satu peserta Ordik yang
sempat kami wawancarai.
Ordik pada tahun ini mengusung tema
Revitalisasi Urgensitas Nilai-nilai Etis dan Religius Dalam Rangka Menciptakan
Mahasiswa yang Kritis, Kreatif Berkarakter dan Berwawasan Tinggi. Tema ini
dirancang sesuai dengan konsep yang ada. Di mana konsep tersebut diberikan oleh
Kepala Bagian (Kabag) dan Direktur Kemahasiswaan. Adanya tema tersebut
diharapkan supaya Mahasiswa Baru tahun ini bisa belajar dan mencari. Dalam hal
belajar dan mencari, tentunya diaplikasikan dengan sikap di mana didasari
hal-hal yang bersikap etis dan religius.
Hampir sama dengan tahun lalu, di
GOR Unitri para peserta menerima berbagai macam materi selama masa orientasi.
Namun yang berbeda adalah kedatangan Wocil Radix Mahakam Dwinov, seorang Duta
Budaya Kota Malang yang memberikan sedikit materi tentang kebudayaan kota
Malang. Hal tersebut memberikan tambahan pengetahuan bagi peserta dalam
memahami kota Malang.
Walaupun pelaksanaan Ordik terlihat
lancar, namun masih terdapat beberapa kendala. Misalnya saja pembentukan
panitia. Diakui oleh Ketua pelaksana bahwa pembentukan panitia dari Kabag.
Kemahasiswaan terlalu ribet sehingga tidak ada waktu untuk mempersiapkan
itu, belum lagi pembentukan panitia bertepatan hari libur, sehingga hanya
beberapa orang saja yang aktif bertugas. Pembentukan panitia juga terbentur
dengan adanya KKN, sekitar 15-16 orang panitia harus mengikuti KKN. Meskipun
demikian, Ordik tetap berlangsung dengan baik.
Syakdiyatul, Lola A
0 komentar:
Posting Komentar