SULIH INDRA DEWI
Lahir di Malang, 13 Januari 1980. Lahir dari seorang ibu keturunan Jawa dan
ayah keturunan Jawa-Madura sejak kecil dirinya dibesarkan dalam kesahajaan
bersama tiga saudara perempuan lainnya. Sudah terbiasa bagi dirinya untuk
membantu sang ibu berjualan makanan, memasak atau pun mengerjakan pekerjaan
rumah tangga.
Saat paling kritis dalam hidupnya adalah ketika dia lulus dari SMAN
2 Malang dan tidak bisa melanjutkan studi karena krisis moneter 1998. Jangankan
berpikir untuk kuliah, untuk makan saja sudah susah. Untungnya dia menerima
tawaran seorang teman untuk mengikuti kursus bahasa Inggris GRATIS di sebuah
Yayasan Sosial. Mungkin ini cara terbaik untuk mengisi waktu luang pikirnya
saat itu. Ternyata langkah ini merupakan keputusan terbaik yang pernah ia ambil.
Langkah ini menghantarkannya pada perjalanan hidup yang tidak pernah
terbanyangkan olehnya. Ia baru sadar bahwa dirinya sangat menyukai bahasa
Inggris.
Dalam waktu satu setengah tahun belajar, dia berhasil memenangkan
beberapa lomba pidato, debat dan baca berita dalam bahasa Inggris serta
mendapatkan kesempatan untuk kursus gratis serta bergabung dengan conversation
club yang waktu itu masih jarang di Malang. Tahun 2000 ia memberanikan diri
mengajar di yayasan tempat dia belajar. Berbagi ilmu dengan teman-teman yang
mungkin senasib. Namun keinginan untuk melanjutkan studii tetap membara. Tahun
2011 ia sempat belajar dii Fakultas Hukum di sebuah perguruan swasta di Malang
sambil mengajar tapi hanya bertahan selama 3 semester saja karena ia kemudian
diterima bekerja di radio MAS FM dan masih juga mengajar sehingga jadwal anatara
belajar dan bekerja kacau dan ia mengambil keputusan untuk berhenti kuliah.
Saat itu ia percaya bahwa pendidikan formal bukan satu-satunya
jalan untuk membawa kesuksesan. Orang bisa sukses tanpa kuliah. Sejak belajar
bahasa Inggris dirinya menyimpan mimpi besar untuk bisa ke luar negeri.
Australia adalah negara impiannya meski saat itu dia tidak tahu bagaimana cara
untuk mewujudkannya. Bekerja di radio tanpa bekal yang cukup tentang radio
dirasa cukup berat tapi ternyata ia menemukan kenikmatan dan passion disana. Ia jatuh cinta pada
dunia radio apalagi ketika dia dipercaya memegang sebuah acara unggulan
berbahasa Inggris di MAS FM, Groovy Chat. Dua hal yang dia cintai bersatu dan
membuat dia semakin yakin bahwa ini adalah pilihan hidupnya karena radio telah
mengajarkan banyak hal pada dirinya.
Tahun 2004 tawaran menggiurkan untuk melihat negeri kincir angin
datang. Sebuah program pertukaran budaya bernama Aupair menjadi tiket untuk
bisa melihat dunia secara gratis. Selama satu tahun tinggal di Belanda serta
belajar bahasa dan budaya nya membuat pola pikirnya banyak berubah. Dia merasa bahwa ternyata
pendidikan formal itu sangat penting. Maka ketika kembali ke tanah air dirinya
ingin melanjutkan studi di bidang yang memang dia sukai yaitu dunia
kepenyiaran. Akhirnya, secara “kebetulan” ia masuk UNITRI dan menyelesaikan
studi tepat empat tahun. Meski kuliah dirinya juga tetap bekerja di radio dan
mengajar bahasa Inggris di beberapa tempat.
Satu hari tawaran beasiswa ke Australia datang. Sebagai negara yang
menjadi impiannya sejak lama tentu tawaran ini tidak ditolaknya. Swinburne
University of Technology, Melbourne menyambut dengan ramah dan memberikan
banyak ilmu bagi dirinya. Meski
perjalanan untuk bisa kesana tidak mudah namun dirinya yakin mimpi itu sudah
dekat. Satu persatu mimpi yang dia tuliskan menjadi nyata karena dia yakin akan
kekuatan mimpi. Sempat pulang ke Indonesia di tengah masa studi untuk menikah,
akhirnya dia dan suami pun berangkat ke Australia.
Dirinya merasa lebih tenang
dengan dukungan suami belajar di negeri asing. Saat ini dirinya telah
menyelesaikan pendidikan Master of Media and Communication dan menyandang gelar
Master of Arts serta kembali mengabdi untuk pendidikan dengan mengajar,
membagikan ilmu untuk orang lain di Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI).
Dia yakin lewat pendidikanlah bangsa ini akan kembali bangkit dan maju. Motto
hidp yang dia pegang “Jangan pernah takut untuk bermimpi dan jangan biarkan
para pencuri mimpi mengambil mimpimu”. Sulih Indra Dewi seorang perempuan dari
keluarga broken home dan sederhana
ternyata mampu mewujudkan mimpi-mimpinya.
0 komentar:
Posting Komentar